Tahukah Anda, ternyata tikus bisa batuk. Penelitian baru menunjukkan bahwa tikus juga dapat digunakan untuk media percobaan untuk melawan batuk
Tikus adalah hewan laboratorium yang ideal karena mereka tumbuh dengan cepat, mereproduksi dalam jumlah besar dan hanya membutuhkan rumah tinggal yang tak terlalu besar. Ini memungkinkan para ilmuwan untuk membuat percobaan pada mereka secara massal.
Tikus sering digunakan dalam penelitian untuk mengembangkan obat-obatan baru yang akan dimanfaatkan untuk manusia. Respon hewan ini juga hampir sama dengan manusia. Misalnya, tikus meringis saat merasa kesakitan. Respon ini sama seperti manusia. Percobaan menganalisis wajah tikus bisa membantu menguji obat penghilang rasa sakit baru sebelum dicobakan pada manusia.
Lalu, apakah tikus bisa batuk? karena tiap suara mungkin tak terdengar dengan baik. Untuk menjawab misteri ini, para ilmuwan di Guangzhou Medical College, Cina menyemprotkan kabut capsaicin, molekul cabai pedas pada 40 tikus. Hewan pengerat ini ditempatkan dalam mesin yang dikenal sebagai plethysmograph yaitu sebuah perangkat yang mengukur perubahan volume tubuh untuk mendeteksi udara yang bergerak keluar masuk dari tikus. Para peneliti juga mendengarkan suara tikus dengan mini-mikrophone dan memantau gerakan tubuh mereka.
Tikus tersebut membuat berbagai suara seperti mengendus, menggeretakkan gigi, menggaruk hidung dan menggetarkan kepala mereka. Diantara suara-suara ini, para ilmuwan mengidentifikasi suara ledakan yang bertepatan dengan goncangan kepala, perut yang menyentak dan mulut terbuka sehingga mirip dengan gerakan batuk.
Ketika diberikan obat penekan batuk seperti kodein, batuk tikus menurun drastis. Capsaicin yang diberikan sebelum percobaan juga membantu menekan batuk. Kemungkinan material ini menundukkan saraf tikus. Temuan ini menunjukkan bahwa tikus dapat digunakan dalam eksperimen mencari obat baru untuk melawan batuk.
Baru-baru ini para ilmuwan juga telah menemukan bahwa tikus bisa menyanyikan melodi ultrasonik bahkan tertawa saat digelitik. Mereka menerbitkan temuan ini secara rinci dalam jurnal online PLoS ONE edisi 21 Maret.
Posting Komentar
silahkan komentar sesuka anda!