Konvensi PBB yang Menentang Penyiksaan
mendefinisikan penyiksaan
sebagai: “… segala bentuk tindakan yang menimbulkan rasa sakit atau
penderitaan, baik secara fisik maupun mental, yang dilakukan secara
sengaja terhadap seseorang untuk tujuan tertentu seperti untuk
memperoleh informasi atau pengakuan dari orang tersebut atau dari orang
ketiga, menghukum orang tersebut atas tindakan yang ia atau orang ketiga
lakukan atau tertuduh melakukannya…”
Segala bentuk penyiksaan dianggap sebagai tindakan illegal di banyak
Negara; sesuai dengan bunyi Konvensi Jenewa. Namun, terdapat beberapa
bentuk penyiksaan yang masih dipraktekkan hingga saat ini atau hingga
beberapa tahun yang lalu.
1. Melumpuhkan Panca Indera
Melumpuhkan Panca Indera Merupakan bentuk
penyiksaan paling keji ;
melumpuhkan salah satu panca indera seseorang merupakan teknik
penyiksaan paling kejam. Pelaku penyiksaan tidak hanya memborgol korban,
ia juga menutup matanya, menutup telinga dan hidungnya untuk
melumpuhkan 3 dari 5 panca indera yang dimiliki si korban: penglihatan,
pendengaran, dan penciuman. Teknik ini terbukti ampuh dalam waktu
sekejap karena korban tidak mampu menahan perasaan kehilangan panca
indera miliknya. Teknik ini digunakan dalam berbagai bentuk.
Penggantungan ala Palestina merupakan bentuk penyiksaan keji dimana
tangan korban diikat di belakang punggungnya, lalu seutas tali diikatkan
pada tangan korban dan ditarik melalui sebilah kayu sehingga korban
berada dalam posisi menggantung. Untuk menambah penderitaan korban;
beban biasanya ditambahkan.
3. Perampasan Waktu Tidur
Bentuk penyiksaan lain adalah perampasan waktu tidur, dimana korban
diposisikan berdiri vertikal dan ketika ia mencoba untuk tertidur, ia
diganggu secara fisik, menggunakan suara nyaring dan cahaya terang.
Tidur merupakan hal pokok yang diperlukan seseorang agar ia tetap merasa
damai dan tenang. Namun, ketika ia tidak diperbolehkan tidur, ia akan
kehilangan akal sehatnya. Teknik ini dilakukan berulang kali hingga
diperoleh hasil yang diinginkan.
Mantan Perdana Menteri Israel Menachem Begin mendeskripsikan pengalamannya saat mengalami penyiksaan ini sebagai berikut:
Di hadapan tawanan yang diinterogasi, pandangannya mulai kabur. Jiwanya merasa lelah, kakinya tak mampu berdiri lagi, dan ia hanya mempunyai sebuah keinginan: tidur… Siapapun yang pernah merasakan keinginan ini pasti mengerti bahwa rasa lapar dan haus tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kebutuhan yang satu ini.
Mantan Perdana Menteri Israel Menachem Begin mendeskripsikan pengalamannya saat mengalami penyiksaan ini sebagai berikut:
Di hadapan tawanan yang diinterogasi, pandangannya mulai kabur. Jiwanya merasa lelah, kakinya tak mampu berdiri lagi, dan ia hanya mempunyai sebuah keinginan: tidur… Siapapun yang pernah merasakan keinginan ini pasti mengerti bahwa rasa lapar dan haus tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kebutuhan yang satu ini.
4. Penyiksaan dengan Panas/Dingin yang Ekstrim
5. Pelecehan Seksual (Pemerkosaan/Sodomi)
Melakukan hubungan seksual atau melakukan seks oral maupun anal tanpa
dikehendaki oleh salah satu pihak bisa disebut sebagai pelecehan
seksual. Pemerkosaan dan sodomi merupakan dua hal yang berbeda, namun
keduanya digunakan dalam bentuk penyiksaan.
Dalam bentuk penyiksaan ini, korban diperkosa; tidak masalah apakah korban laki-laki atau perempuan (seperti yang dibuktikan Abu Ghuraib). Pemerkosaan berakibat pada kerusakan dan penderitaan fisik dan psikologis korban.
Dalam bentuk penyiksaan ini, korban diperkosa; tidak masalah apakah korban laki-laki atau perempuan (seperti yang dibuktikan Abu Ghuraib). Pemerkosaan berakibat pada kerusakan dan penderitaan fisik dan psikologis korban.
6. Waterboarding
Waterboarding merupakan teknik yang diikutsertakan dalam Daftar Teknik
Interogasi Modern oleh CIA, namun teknik ini tidak diperkenankan untuk
digunakan lagi (secara resmi). Waterboarding dilakukan dengan mengikat
korban pada bagian punggung dengan kepala tunduk ke bawah, lalu menutupi
kepalanya dengan kain berpori. Lalu air dalam jumlah banyak dituangkan
ke wajah korban; menimbulkan rasa sakit pada bagian refleks menyelam
mamalia yang dapat menyebabkan rasa sakit ekstrim, kerusakan
paru-paru/otak, dan bahkan mematahkan tulang korban jika ia mencoba
melepaskan diri.
Namun, belum ada pernyataan resmi apakah teknik ini digunakan oleh CIA karena Departemen Pertahanan Amerika menolak untuk memberikan pernyataan resmi mengenai hal ini.
Namun, belum ada pernyataan resmi apakah teknik ini digunakan oleh CIA karena Departemen Pertahanan Amerika menolak untuk memberikan pernyataan resmi mengenai hal ini.
7. Lynching
Lynching adalah bentuk penyiksaan yang melibatkan bukan satu melainkan
seluruh anggota mafia dalam menyiksa korban. Korban digantung dan
dipukuli hingga tewas. Bentuk penyiksaan ini dilakukan di Amerika
Serikat pada tahun 1950 hingga 1960an disaat rasisme merebak dan
sebagian besar korban merupakan warga Afrika-Amerika. Namun, berkat
usaha Martin Luther King, lynching tidak lagi dipraktekkan.
8. Berdiri Paksa
“Saya berdiri 8 hingga 10 jam per hari,” tulis Donald Rumsfeld dalam
memo interogasi yang ia tulis tahun 2002. “Mengapa berdiri dibatasi
hanya untuk 4 jam?” Rumsfeld mungkin akan merasa sedikit berbeda jika ia
harus berdiri di tempat yang sama selama 8 hingga 10 jam, yang dapat
menyebabkan pembengkakan, cedera, dan rasa sakit yang tak tertahankan.
9. Irisan
Bentuk penyiksaan yang menyeramkan ini diberlakukan di Cina pada akhir
tahun 1905. Korban disiksa dengan dipotong/diiris menggunakan pisau
tajam. Penyiksaan biasanya berlangsung dengan mengiris mata. Hal ini
dilakukan untuk membutakan korban untuk meningkatkan penderitaan mental
untuk penyiksaan selanjutnya. Irisan yang dilakukan terus-menerus
tentunya akan melukai telinga, bibir, jari tangan, jari kaki dan
akhirnya bagian daging korban. Keseluruhan proses ini akan memakan waktu
3 hari.
Posting Komentar
silahkan komentar sesuka anda!